Wednesday, August 5, 2015

Pekerja Atau Pengusaha ?


Mungkin sudah banyak yang membahas 2 jenis profesi ini. Kali ini saya ingin membahasnya berdasarkan dari pelajaran-pelajaran yang saya dapatkan semasa hidup saya. Tulisan saya kali ini tidak memiliki tujuan apapun selain hanya untuk berbagi kepada para pembaca. Bagi anda yang ingin ikut berpendapat, silahkan tuliskan pendapat anda di kotak komentar : ) .

Oke, pada suatu malam saya sedang duduk santai sambil menonton tv. Saya mencari-cari acara yang seru untuk di tonton, dan saya pun tertarik dengan acara talk show yang ditampilkan oleh stasiun televisi yang khusus menyiarkan berita dan identik dengan warna biru tersebut. Saya lupa siapa pembicara pada saat itu, yang jelas saya mendapatkan ilmu berharga. 

Nara sumber itu mengatakan bahwa langkah atau tahap hidup manusia itu terbagi menjadi 4

Pelajar -> Pekerja -> Pengusaha -> Pensiun


Seharusnya itulah tahap-tahap yang mungkin "harus" dilalui setiap orang. Namun kenyataannya tidak semua orang mampu mengikuti alur tersebut. Lalu apakan alur tersebut salah? Tidak. Alur tersebut tidaklah salah. Jika alurnya tidak salah, apakah orang yang tidak bisa mengikuti alur tersebut salah? Tidak juga.

Begini, biar saya jelaskan satu persatu. Saat kita menjadi pelajar, disitulah kita mulai mengasah otak kita. Orang bilang otak kita itu seperti pisau, jika tidak diasah akan tumpul yang artinya tidak akan berguna. Hal ini benar, menurut saya sekolah mengajarkan teori-teori yang "tidak" dibutuhkan di kehidupan nyata karena tujuannya bukan untuk membuat siswa tersebut dapat "hidup" dengan teori tersebut. Teroi-teori yang kita pelajari di sekolah hanya sebagai wawasan kita saja, disamping untuk melatih kemampuan otak kita dalam berfikir. Itu menurut saya, anda boleh saja memiliki pendapat yang berbeda dengan saya.

Selanjutnya menjadi seorang pekerja, ketika menjadi seorang pekerja barulah kita menghadapi kehidupan nyata yang keras. Di tahap ini hampir semua teori yang kita pelajari di sekolah hampir tidak terpakai. Ya memang begitu adanya, dalam pekerjaan kita lebih dituntut memiliki skill yang baik dibandingkan dengan nilai yang baik dalam rapot. Walau mungkin pada saat seleksi pekerjaan nilai menjadi bahan pertimbangan awal, namun tetap saja hasil dari wawancara lah yang menentukan anda lolos seleksi untuk bekerja atau tidak. Karena itu tadi, melalui wawancara skill kita dapat terlihat. Dan itu lah yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Banyak orang yang gagal atau bahkan melangkahi tahap ini yaitu Pengusaha. Pengusaha berasal dari kata usaha, yang artinya kegiatan yang mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Dengan begitu pengusaha adalah orang yang mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk mencapai suatu maksud. Dari pengertian tersebut sudah sangat jelas apa yang menjadi acuan agar seseorang bisa disebut pengusaha. Untuk menjadi pengusaha diperlukan wawasan dan skill (tenaga) yang bagus. Dimana wawasan kita dapatkan semasa kita belajar di sekolah dulu, dan skill kita dapatkan saat kita bekerja.

Terakhir adalah pensiun. Tidak banyak kata yang saya ucapkan untuk menjelaskan tahap ini. Karena satu kata sudah cukup mewakili segalanya, yaitu sukses. Kita telah memiliki wawasan yang luas dan kemudian mendapatkan skill yang bagus, dan selanjutnya kita gunakan kedua kemampuan kita tersebut untuk mendapatkan suatu tujuan dan saat tujuan itu tercapai kita telah sukses (pesiun).

Dari penjelasan saya diatas, kita dapat ubah tahap-tahap di awal yang sudah saya tuliskan menjadi

Wawasan -> Skill -> Target -> SUKSES


Untuk mencapai sukses kita haru mempunyai terget, dan untuk bisa mencapai target tersebut kita harus memiliki kemampuan (wawasan & skill).

Itulah mengapa saya katakan diawal bahwa tidak salah jika seseorang tidak bisa mengikuti alur tersebut (pelajar-pekerja-pengusaha) karena, apapun status anda sekarang. Anda pasti telah mengalami tahap-tahap (wawasan-skill-target-sukses) tersebut dalam kehidupan anda. Bahkan seorang bayi pun sudah bisa melewati tahap-tahap tersebut. Contoh dalam kasus sederhana adalah seorang bayi yang belum bisa berjalan. Untuk mampu berjalan, bayi tersebut belajar terlebih dahulu dengan cara melihat, ia melihat bagaimana orang-orang disekitarnya berjalan. Setelah itu dia mulai melatih skillnya, dimulai dengan merangkak sampai ia bisa berdiri. Saat dia sudah bisa berdiri, bayi tersebut telah memiliki wawasan dan skill yang cukup untuk berjalan. Dan saat itulah dia menciptakan target pertamanya, yaitu berjalan melalui bangku tempat dia berdiri sampai ke bangku didepannya. Dan dia mencobanya sampai berhasil.

Kesimpulannya adalah. Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang pekerja atau pengusaha, karena setiap orang memiliki target dan arti sukses yang berbeda. Yang perlu ditanamkan adalah PIN


Passion


Integrity


Networking


Tiga kata tersebut saya dapatkan dari atasan saya. Apapun profesi anda dan apapun yang anda kerjakan, pastikan anda memiliki tiga point tersebut. Terima Kasih : )

1 comment: